Fu*k to body shamming!!!

Dearest My Precious Body,

Pada awalnya diriku sempat kaget karena langsung di terima interview di PT Gl*ta. Walaupun diriku interview dengan bos nya langsung, orang korea asli yang berdomisili di semarang. Aku mulai bekerja pada tanggal 24 juni 2019. Pada awalnya tidak ada kendala apa-apa. Sampai akhirnya Dia berkata bahwa aku gendut, dan memberikan penjelasan bahwa orang gendut itu malas, tidak mau bekerja maunya bicara doang. Aku sempet shock karena baru pertama kali itu aku merasakan body shamming di hadapan banyak temanku.
Hari itu juga HRD menyuruhku untuk diet dan aku jalani diet. Aku mengurangi porsi karbohidratku. Aku stop minum es kopi. Dan banyak makanan yang mengandung gula aku stop konsumsi. Aku merasa senang karena BB ku sudah turun 3kg. Dan ibu hrd mengetahui kalau aku diet dan mensupport.
Banyak temanku yang support bahwa aku diet.
Aku masih sakit hati atas perkataan dia.

Dan hal yang menyakitkan itu kemarin, 31 Juli 2019. Aku pulang dari belanja kebutuhan kantor. Seingatku jam setengah 4, HRD memanggilku dan aku diberitahu bahwa hari itu adalah hari terakhir aku kerja. HRD menjelaskan bahwa tidak ada masalah dengan pekerjaan maupun absensi. Hanya itu keputusan DIA. HRD menjelaskan semua penilaian sudah diberikan kepada DIA dan yang memutuskan final akhir adalah DIA.

Aku shock berat. Seperti aku tidak pernah ada masalah dan akhirnya aku dipecat. Aku merasa karena DIA tidak suka punya karyawan gendut. Dan itu pernah dia ucapkan di hadapan kami satu office. Hal yang membuat aku marah, kenapa per hari itu aku dikasih tahu? setidaknya 2 minggu sebelumnya agar aku bisa mempersiapkan diri. Setidaknya untuk mencari pekerjaan baru.

Sungguh aku ingin hanya berpikir positif saja, walaupun hati ini isinya kutukan kepada DIA dan HRD.
Tidak ada peraturan yang jelas sama sekali, memecat orang setidaknya butuh jeda. Kalau aku SP3 lalu dipecat secara tiba-tiba itu aku masih terima. Ini aku tidak ada masalah sama sekali.


Satu lagi pertanyaanku, Kalau ujunganya kamu berkata aku gendut, kenapa kamu HR? kenapa kamu terima aku bekerja di perusahaan Anda? Padahal anda yang memutuskan saya untuk bekerja di perusahaan memang.

Banyak kutukan di dalam hatiku untuk DIA dan HRD. Semoga ini adalah jalan menuju terbaik.

Amin Ya Rabbal Alamin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mendaki Gunung Prau